Kesehatan

“Enterobacter Sakazakii”, Siapa Takut?

Posted on March 4, 2008. Filed under: Kesehatan | Tags: , , |

Suara Pembaruan, Senin, 03 Maret 2008

Susu formula merupakan kebutuhan sekunder bayi setelah ASI. Tapi apa jadinya kalau ada suatu institusi yang mempublikasikan penelitiannya bahwa 22 produk susu yang berada di pasaran terkontaminasi bakteri Enterobacter sakazakii, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan kerusakan otak pada bayi di bawah umur 1 tahun.

Sudah sepekan berbagai media berisi isu tentang susu formula yang terkontaminasi bakteri ini. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan dari pemerintah mengenai apa saja produk susu yang sekarang terkontaminasi oleh bakteri Enterobacter sakazakii. Walaupun demikian, ibu-ibu yang mempunyai bayi berusia kurang dari satu tahun tidak perlu khawatir terhadap isu-isu yang beredar di berbagai media cetak dan elektronik tersebut.

Memang, bakteri Enterobacter sakazakii ini bersifat pathogen pada bayi. Tapi perlu di ingat, bakteri tersebut hanya menyerang bayi-bayi tertentu saja. Ada tiga kriteria bayi yang rentan terhadap Enterobacter sakazakii. Pertama, bayi yang lahir prematur. Kedua, bayi yang berat lahirnya dibawah 2500 gram. Ketiga, bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi oleh HIV.

Ada beberapa tips yang dapat bermanfaat bagi konsumen susu formula untuk menghindari produk susu yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi. Pertama, dalam membeli susu formula di pasaran, hendaknya dilihat tanggal kadaluarsanya. Hal ini penting untuk dilakukan karena dengan begitu kita dapat memberikan penilaian bahwa susu tersebut itu layak di konsumsi atau tidak. Kedua, jangan lupa lihat kemasan susu tersebut.

Mudah-mudahan dengan uraian singkat tersebut, kita sebagai konsumen susu formula, khususnya ibu-ibu yang mempunyai bayi di bawah berusia satu tahun, berhati-hati dalam memilih susu formula sebelum ada pengumuman resmi dari pemerintah mengenai produk susu yang terkontaminasi Enterobacter sakazakii.

Syafiq Hasan Futhuri
Jl Saimin No 41- 44 RT:03/RW:04 Pondok Albarkah

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Kartu Askeskin Distop, Pasien Gagal Ginjal Menderita

Posted on March 4, 2008. Filed under: Kesehatan | Tags: , , , , |

Kompas, Selasa, 4 Maret 2008

Saya salah satu pasien gagal ginjal yang melakukan cuci darah secara rutin dua kali seminggu di Rumah Sakit UKI, Jakarta Timur. Selama ini dengan diberikannya fasilitas dari pemerintah berupa kartu Askeskin (Asuransi Kesehatan bagi Rakyat Miskin) oleh Departemen Kesehatan, saya merasa sangat terbantu dengan mendapatkan kemudahan dari sisi pelayanan dan khususnya pembiayaan.

Namun, sangat disayangkan, sejak awal 2008 Departemen Kesehatan menghentikan program itu dengan tidak lagi mengucurkan dana Askeskin sehingga Rumah Sakit UKI juga tidak lagi menerima pasien gagal ginjal dengan fasilitas Askeskin, dan pasien diwajibkan untuk membayar dengan tarif non-Askeskin. Biaya yang harus saya keluarkan untuk sekali cuci darah sebesar Rp 500.000 per kunjungan atau Rp 4 juta lebih per bulan.

Biaya sebesar itu tentu sangat memberatkan bagi saya, dan juga pasien yang senasib. Saya dan pasien gagal ginjal lainnya seperti mendapatkan kontrak seumur hidup untuk melakukan cuci darah dua kali seminggu, dan jika tidak dilakukan sudah terbayang apa yang terjadi. Saya mengetuk dengan sangat kepada pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan, agar segera mencairkan dana Askeskin ke rumah sakit yang ditunjuk untuk segera mengakhiri penderitaan pasien gagal ginjal yang tidak mampu dari segi ekonomi.

Dengan cuci darah, berarti pasien gagal ginjal dapat memperpanjang hidupnya yang selama ini dirasakan cukup pahit. Mohon bantuan untuk segera meringankan beban penderita karena para pasien gagal ginjal tidak bisa menghindar/menunda cuci darah. Askeskin yang merupakan program pemerintah, khususnya untuk penderita gagal ginjal, jangan ditunda, apalagi dihentikan.

Yulius Arief Jalan Lumbu Timur I/I Nomor 38 RT 004 RW 031, Bekasi

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...